Seperti ahli-ahli geografi lainnya, ia juga gemar bepergian ke
tempat-tempat yang jauh termasuk ke Asia dan Afrika, untuk mengupukan
data-data geografi. Mayoritas ahli geografi muslim di masa al Idrisi
telah mampu mengukur permukaan ukuran bumi dengan akurat. Ketika itu,
beberapa peta dunia juga telah dibuat, namun tak sesempurna karya
Idrisi. Dari data-data yang telah dikumpulkannya, Al Idrisi kemudian
mengkombinasikan sendiri temuan-temuannya menjadi sebuah pengetahuan
yang baru. Karyanya banyak yang menyajikan data-data komprehensif dari
setiap wilayah di dunia sehingga saat itu Al Idrisi menjadi sangat
dikenal dan mulai dilirik oleh kalangan navigator laut dan kalangan
militer dari Eropa.
Kemasyhuran Idrisi dan kompetensinya di bidang geografi akhirnya sampai
juga ke telinga Raja Roger II dari Sicilia (1129-1140 M). Roger II
kemudian mengundang dan memfasilitasi Idris untuk membuat peta dunia
paling baru saat itu. Idris menyanggupi, namun ia mengajukan syarat
bahwa dalam peta itu ia ingin memasukkan data wilayah Sicilia yang
pernah berada di bawah kekuasaan kaum muslimin sebelum Raja Roger
berkuasa. Peta pesanan sang Raja pun diwujudkan oleh Al Idrisi dalam
bentuk bola dunia (globe) dari perak seberat 400 ons yang secara cermat
memuat danau dan sungai, kota-kota besar, daratan, serta pegunungan.
Idrisi membedakan pula antara tanah yang subur (pertanian) dan tanah
yang gersang. Ia juga memasukkan beberapa informasi tentang jarak,
panjang, dan ketinggian secara tepat.
Bola dunianya itu dilengkapi dengan penulisan sebuah kitab berjudul
Kitab Al Rujari (Roger's Book) sebagai bentuk penghormatan kepada Raja
Roger. Buku ini digambarkan sebagai bentuk deskripsi paling teliti dan
cermat tentang peta dunia pada abad pertengahan. Selain itu, buku
tersebut juga menjelaskan keberadaan sebua pulau yang terletak sangat
jauh dan terpencil seperti iceland (mungkin Islandia) di mana perjalanan
untuk mencapai tempat itu sangat sulit karena dipenuhi dengan kabut. Ia
juga menggambarkan tentang Laut Gelap atau yang kemudian disebut dengan
Laut Atlantik. Al Idrisi berpendapat "penduduk asli yang mendiami laut
itu dikenal dengan nama penduduk Inggris. Nama itu adalah sebutan untuk
sebuah pulau besar di wilayah itu, yang di dalamnya juga terdapat
kota-kota besar.
Demikianlah, ia berhasil menunjukkan prestasinya dengan membuat peta
dunia yang didasarkan pada kaidah ilmu geografi. Peta dunia yang dibuat
al Idrisi mirip dengan peta dunia yang ada sekarang. Al-Idrisi
memberikan pemahaman yang akurat mengenai gambaran dunia kepada
masyarakat, khususnya pada bangsa Eropa. Mereka menggunakan peta ini
untuk melakukan penjajahan ke berbagai negara pada masa itu. Al Idrisi
juga terkenal dengan kejeniusannya dalam mengukur garis bujur dan garis
lintang dari beberapa negara. Untuk menghitung garis bujur dan garis
lintang, Al Idrisi menggunakan papan gambar yang disebutLauhul Tarsim, semacam peta dunia model awal.
Buku Al Idrisi lainnya yang berjudul 'Nuzhat al Mushtaq fi Ikhtiraq al Afat' (Kesenangan
untuk Orang-orang yang Ingin Mengadakan Perjalanan Menembus Berbagai
Iklim) menjadi sebuah ensiklopedia yang berisi peta yang digambar secara
mendetail dan informasi lengkap dari negara-negara Eropa. Ringkasan
buku ini dalam bahasa Arab diterbitkan di Roma pada tahun 1592 M sebelum
kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Terjemahan ini kemudian
diterbitkan kembali di Roma pada tahun 1619 M dengan judul yang telah
direvisi menjadi 'Geographia Nubiensis'.
Setelah menyelesaikan buku itu, Idris membuat kembali sebuah komplikasi ensiklopedia yang lebih komprehensif berjudul 'Rawd Unnas wa Nuzhat al Nafs' (kenikmatan Lelaki dan Kesenangan Jiwa). Buku lainnya yaitu 'Shifatul Arab' (Karakter Bangsa Arab), dan 'Kharithanul 'Alamil ma'mur minal Ard' (Peta
Dunia) yang memasukkan wilayah Asia, Afrika, dan Eropa tempo dulu.
Dalam buku ini, Al Idrisi menyebutkan adanya tujuh benua. Beberapa
karyanya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, di antaranya ke
dalam bahasa Spanyol (1793), Jerman (1828), Prancis (1840), dan bahasa
Italia (1885).
Comments
Post a Comment